Bawang Putih merupakan bumbu masak wajib terutama di Indonesia. Mulai dari nasi goreng hingga soto semuanya menggunakan bawang putih sebagai penambah cita rasa masakan. Pembudidayaannya pun dilakukan secara besar-besaran mengingat permintaan akan bawang putih seolah tidak ada habisnya. Dengan harga yang relatif stabil, budidaya menanam bawang putih merupakan sebuah prospek menarik mengingat jumlah petani yang membudidayakan tanaman ini masih terbatas.
1. Persiapan lahan
Untuk bawang putih tanah yang cocok adalah tipe tanah bertekstur lempung dengan pH 5,6-6,8 dan memiliki drainase yang baik. Setelah menemukan lokasi yang cocok mulailah pembukaan lahan. Caranya dengan membersihkan sisa-sisa tanaman yang ada di dalam atau di atas permukaan tanah lewat pembajakan sedalam 20-30 cm.
Dalam seminggu pembajakan dilakukan sekitar 2-3 kali. Setelah lahan selesai dibajak, buatlah bedengan dengan lebar 60-150 cm, tinggi 20-50 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan luasnya lahan. Jangan lupa untuk membuat parit untuk irigasi dengan lebar 30-40 cm di antara bedengan.
2. Penanaman
Bibit umbi bawang putih yang akan ditanam harus memiliki ukuran yang sama dan seragam. Bibit berkualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras, dan permukaan luarnya licin atau mengkilat. Untuk cara penanaman, pertama tanam umbi dengan kedalaman 2-3 cm. Sesuaikan jarak tanam dengan ukuran siung yang akan digunakan, contohnya untuk suing berbobot 1,5 gram jarak tanamnya minimal 20x20 cm. Untuk kebutuhan bibit, setiap satu hektar lahan akan membutuhkan sekitar 1.600 kg jika berat siung bibit 3 gram.
3. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dengan campuran pupuk kandang 200 kg Urea + ZA + 100kg KCL 100 kg per ha untuk setiap pupuk tambahan. Caranya yaitu dengan menyebarkan pupuk diantara deretan tanaman diikuti oleh penyiraman. Pemupukan dilakukan oleh aplikasi membenamkan pupuk di samping berbagai tanaman baris seperti bagaimana menyediakan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik dapat diimbangi dengan pupuk organik atau kompos diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman.
4. Pengairan
Pengairan bawang putih dilakukan dengan cara membuat parit di antara bedengan. Lalu isi parit tersebut hingga penuh dengan air. Penyiraman dilakukan setiap hari pada awal masa tanam. Namun setelah tanaman tumbuh dengan baik, frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi seminggu sekali. Pasokan air dihentikan pada saat pembentukan umbi maksimal atau 10 hari sebelum panen, kira-kira saat daunnya sudah mulai menguning atau usia bawang putih mencapai 3 bulan setelah masa tanam.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam, dengan cara menyiangi gulma yang tumbuh serta memperbaiki bedengan dengan selang waktu sekitar 20-30 hari. Jika laju pertumbuhan gulma cukup pesat, maka frekuensi penyiangan tersebut dapat ditambah. Lakukan penyiangan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi-umbian yang masih baru.
6. Penanganan Masa Panen dan Pascapanen
Tergantung pada varietasnya, tapi umur panen umumnya sekitar 90-120 hari sejak penanaman. Ciri-ciri dari tanaman yang telah siap panen adalah batang yang keras dan 50% daun telah menguning atau mengering.
Video Cara Menanam Bawang Putih Sederhana
Cara panen dapat dilakukan dengan mencabut langsung apabila tanahnya ringan dan mencungkil jika tekstur tanahnya agak keras. Kemudian hasil panen tersebut diikat sebanyak 20-30 tangkai per ikat dan dijemur selama kurang lebih 2 minggu. Selama dikeringkan letakkan hasil panen diatas anyaman daun kelapa agar terhindar dari kerusakan.